Hari Kebebasan Pers Sedunia, UMKM Media Bertahan di Tengah Efisiensi Negara

Uncategorized60 Dilihat

Oleh: Oktaliansyah

Bengkulu (serumpunews) – Setiap tanggal 3 Mei, dunia memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia, menjadi momen untuk menegaskan kembali pentingnya pers yang bebas, independen, dan plural. Di Indonesia, peran media lokal, yang biasa disebut UMKM media, menjadi bagian penting dari ekosistem demokrasi. Mereka hadir di garis depan, menyuarakan aspirasi warga dan menjadi penyeimbang informasi kebijakan, khususnya di daerah-daerah.

Namun, kini UMKM media dihadapkan pada gelombang ombak baru, efisiensi anggaran negara. Pemerintah mulai memangkas sejumlah anggaran yang selama ini menjadi sumber pemasukan bagi media, termasuk belanja iklan dan publikasi instansi. Ini sejalan dengan kebijakan pengetatan fiskal demi menjaga stabilitas ekonomi dan pengendalian defisit.

Dikutip dari UGM News (https://ugm.ac.id/id/berita/pakar-komunikasi-ugm-tanggapi-dampak-efisiensi-anggaran-bagi-kelangsungan-industri-pers), Dr. Wisnu Martha Adiputra, pengamat media dari UGM, menyebutkan bahwa efisiensi bisa menjadi peluang untuk mendorong media lebih mandiri.

“Saat anggaran publikasi dipangkas, media punya kesempatan untuk kembali ke nilai-nilai jurnalisme sejati, tanpa terlalu bergantung pada belanja iklan pemerintah.”

Tentu ini berdampak langsung pada struktur bisnis media. Seperti dikutip dari Metrotvnews (https://www.metrotvnews.com/play/N0BC0zOl-pemangkasan-anggaran-dampak-bagi-industri-media), sepanjang 2023–2024, lebih dari 1.200 jurnalis kehilangan pekerjaan, banyak di antaranya berasal dari media lokal dan kecil atau biasa disebut UMKM Media.

Namun menariknya, media-media UMKM yang selama ini tidak pernah menikmati “kue” dana publikasi justru bertahan lebih baik. Mereka telah terbiasa hidup mandiri, mengandalkan relasi komunitas dan jurnalisme berbasis kedekatan sosial.

Dulu memang ada dugaan bahwa sebagian oknum mencoba memonopoli dana publikasi pemerintah, menyebabkan pembengkakan anggaran daerah untuk belanja media. UMKM media yang tak ikut dalam lingkaran itu hanya bisa menggigit jari. Kini, ketika efisiensi menjadi arus utama, justru media-media tersebut tetap eksis. Sebaliknya, media yang selama ini menikmati kucuran dana besar mulai goyah karena tidak siap menghadapi kemandirian bisnis.

Ilham Husein, Ketua SMSI Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa media, termasuk UMKM media, harus tetap mendapat perhatian negara.

“Media adalah UMKM juga. Harus diberi ruang, karena mereka adalah garda depan informasi dan demokrasi,” ujarnya seperti dikutip dari Harian.News (https://harian.news/efisiensi-anggaran-berdampak-ke-media-komisi-i-sebut-langkah-yang-berani-dari-presiden).

Hari Kebebasan Pers Sedunia tahun ini memberi ruang refleksi untuk semua, bahwa kebebasan pers bukan hanya soal bebas bicara, tetapi juga soal daya tahan, independensi, dan inovasi. UMKM media Indonesia mungkin tak besar, tapi mereka adalah akar rumput informasi yang tetap tumbuh meski diterpa badai efisiensi.

Selamat Hari Kebebasan Pers Dunia 3 Mei 2025

Penulis adalah wartawan di UMKM Media Provinsi Bengkulu

Alaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *